Sunday, March 3, 2019

300 Mahasiswa Kerja Paksa di Taiwan Gunakan Jasa Calo

Menteri Penelitian, Tehnologi, serta Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir pastikan beberapa ratus mahasiswa Indonesia yang kerja paksa di Taiwan tidak lewat program dari Kemenristekdikti. Mereka memakai layanan calo atau agensi.

“Dengan kata lainnya, mereka lewat jalan calo itu. Dari calo itu, mereka pergi kesana sendiri, ditawari dapat masuk perguruan tinggi sana. Nyatanya tidak dapat di terima. Pada akhirnya ia kerja di perusahaan. Pada akhirnya (jadi korban) penipuan kan,” kata Nasir di celah Rapat Kerja Nasional (Rapat kerja nasional) 2019 Kemenristekdikti, di Kampus Diponegoro, Semarang, Kamis (3/1/2019).

Baca juga : Biaya Kuliah PENS

Ia juga menjelaskan, sampai sekarang ini masih tetap menyelidik masalah beberapa ratus mahasiswa yang melakukan kerja paksa itu. Salah satunya bekerjasama dengan Kantor Dagang serta Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Taiwan.

“Oleh karenanya kami akan bekerja bersama dengan TETO (Taipei Economic and Trade Office), KDEI yang berada di Taiwan ataupun yang berada di Jakarta. Saya telah meminta pada Dirjen Kelembagaan kelak bekerjasama dengan TETO yang berada di Jakarta,” terangnya.

Karena itu, ia menyarankan penduduk tidak gampang yakin dengan janji serta iming-iming yang dikatakan calo ataupun agensi. Tiap-tiap masyarakat Negara Indonesia yang ingin meneruskan studi ke luar negeri dapat bekerjasama dengan Kemenristekdikti supaya tidak jadi korban penipuan.

“Saya mengharap semua rakyat Indonesia yang akan studi lanjut ke Taiwan, tolong dicek benar. Apa proses pembelajarannya benar atau tidak? Sebab di Taiwan perguruan tinggi baik, kelas dunia banyak juga. Jangan pernah kita men-generaliasi itu memiliki masalah semua di Taiwan,” tukasnya.

Baca juga : Biaya Kuliah UNIJOYO

Berita masalah kerja paksa beberapa ratus mahasiswa asal Indonesia itu bermula dari info orang politik Kuomintang Ko Chih-en. Beberapa pelajar itu berumur dibawah 20 tahun serta masuk kelas cuma dua hari dalam satu pekan.

Saat empat hari jadi buruh di pabrik jadi buruh dari pagi sampai malam. Mereka kerja mengemas 30.000 lensa kontak saat 10 jam per sif. Sesaat waktu yang disiapkan untuk istirahat cuma dua jam. Walau sebagian besar Muslim, akan tetapi mereka cuma memperoleh makanan dari babi.

No comments:

Post a Comment