Monday, January 20, 2020

Belasan Napi Trenggalek Diisolasi

Petugas Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Trenggalek membetulkan terdapatnya pengungkapan peredaran narkotika serta belasan terpidana yang positif konsumsi sabu-sabu. Pengungkapan dikerjakan waktu razia dadakan.



Kepala Keamanan Rutan Kelas IIB Trenggalek Gulang Rinanto, menjelaskan razia itu dikerjakan 8 Januari kemarin. Waktu itu faksinya terima info dari petugas menjaga yang berprasangka buruk dengan kegiatan belasan narapidana di kamar 10 blok narkoba, sebab seringkali bergadang sampai tengah malam.

Baca Juga ; Biaya Kuliah IPB

"Selanjutnya kami adukan pimpinan sampai diperintah untuk lakukan razia. Benar saja, waktu delapan petugas lakukan pemeriksaan diketemukan tujuh poket sabu di lemari kardus," kata Gulang, Senin (20/1/2020).

Tidak hanya paket sabu, petugas ikut amankan telephone pegang dan beberapa bong atau alat isap sabu-sabu. Pascatemuan itu petugas rutan meneruskan kontrol dengan tes urine pada 17 narapidana di kamar nomor 10 itu.

"Kami kerjakan tes urine itu keeosokan harinya, hasilnya 15 narapidana dikatakan positif konsumsi sabu. Semua penghuni kamar nomor 10 itu statusnya terpidana," tambah Gulang.

Penemuan narkoba itu pada akhirnya disampaikan ke Satnarkoba Polres Trenggalek buat dikerjakan proses penyidikan selanjutnya. Faksinya menyerahkan semua proses hukum ke faksi kepolisian.

Baca Juga : Institut Pertanian Bogor

"Penemuan sabu di rutan ini baru pertama-tama ini, tetapi jika pil dobel L memang beberapa kali sudah. Lainnya itu kami gagalkan di meja kontrol," kata Gulang.

Faksi rutan akui sudah lakukan beberapa langkah untuk menghadapi masuknya narkoba ke penjara. Serta proses kontrol pengunjung dikerjakan dengan ketat.

"Faktanya kami sempat juga ungkap penyelundupan sabu yang dimasukkan sayur lele, selanjutnya sabu dibungkus kondom," katanya.

Bandara Soetta Merespons Pujian Wishnutama

Sarana Lapangan terbang Soekarno-Hatta disebutkan Menteri Pariwisata serta Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama tidak kalah oke dengan dua lapangan terbang top di Amerika Serikat yaitu Lapangan terbang Internasional Los Angeles (LAX) serta Lapangan terbang John F Kennedy (JFK) di New York.



"Ini mengagumkan, telah bagus. Serta saya kejutan, tinggal di-touch up," kata Wishnutama melalui cuplikan kalimat apresiasinya pada Terminal 3 Lapangan terbang Soetta, dalam kunjungan kerjanya minggu kemarin.

Baca Juga : Biaya Kuliah ITB

Agus Haryadi, Executive General Manajer Lapangan terbang Internasional Soekarno Hatta, menghargai penilaian dari Wishnutama itu. Agus selanjutnya mengembangkan lebih jauh diferensiasi biasa di antara bandara-bandara di Asia dengan di AS.

"Kita harus tahu dahulu latar pak menteri ngomong demikian. Tentu ia telah rasakan lapangan terbang yang disana serta di sini," kata Agus waktu dihubungi detikcom, Senin (20/1/2020).

"Latar belakang, memang lapangan terbang di AS memprioritaskan security (keamanan). Disana orang dicheck, diyakinkan, serta diklarifikasi itu penting sekali," tambah ia memperjelas.

Oleh sebab memprioritaskan faktor keamanan, bandara-bandara yang berada di Amerika Serikat tidak begitu lihat faktor service penumpang. Penumpang dapat habiskan beberapa saat di lapangan terbang cuma untuk kontrol. Titik berat ke unsur keamanan itu yang mengagumkan service jadi kurang baik.

"Berkesan faktor service cukup menyusut. Pengalaman saya, orang dapat berjam-jam kontrol menyeluruhlah. Service disana tambah lebih standard. Kelompok cukup bila disaksikan dari rangking 'baik', 'cukup', serta 'buruk'," kata Agus.

Agus memperjelas jika lapangan terbang yang berada di Amerika Serikat tidak sama yang berada di Asia serta Eropa, yang kelihatan istimewa serta berfasilitas komplet. Tetapi ada juga lapangan terbang di Eropa yang bergaya seperti di AS.

Baca Juga : Institut Teknologi Bandung

"Penghuni lapangan terbang paling baik versus Skytrax ya di Asia. Sebab lapangan terbang Asia benar-benar aware ke service serta service. Jika kita bicara service, tidak akan berjalan baik tanpa ada infrastruktur. Itu harus baik," jelas Agus.

Bicara masalah service penumpang di Lapangan terbang Soekarno Hatta dimulai Agus dengan penjelasan bis antar terminal, T1-T2-T3. Bis ini belum optimal dibandingkan sarana Skytrain yang ada sekarang sebab permasalahan ketepatan waktu.

"Ada fasilitas alternatif waktunya ditanggung, nyaman, janganlah sampai terlambat buat penumpang. Sebelum tahun 2010, bus-bus itu pas tetapi sesudah tahun 2010 kesini traffic-nya benar-benar padat," katanya.

Lapangan terbang Soekarno Hatta sendiri terus berbenah serta berupaya tingkatkan service. Ke depan akan ada pembangunan Terminal 4 di seberang jalan Terminal 3 sampai integrasi runway.

Pria Korea Dinyatakan Tak Bersalah

Satu pengadilan Korea Selatan (Korsel) dengan anumerta mengatakan tidak bersalah pada seorang pria yang dilakukan mati lebih dari 70 tahun kemarin atas dakwaan menolong pasukan pemberontak. Pengadilan putuskan jika pria namanya Chang Hwan-bong itu sudah diberi hukuman dengan salah.



Seperti dikutip AFP, Senin (20/1/2020), Chang yang berumur 29 tahun waktu diadili, adalah satu dari beberapa ratus orang yang didakwa menolong tentara pemberontak dalam keonaran bersenjata menantang pemerintah Korsel di kota Yeosu serta Suncheon tahun 1948 yang lalu.

Baca Juga : Biaya Kuliah POLBAN

Chang serta beberapa ratus orang yang lain divonis mati dalam sidang yang diadakan 22 hari sesudah penangkapan mereka atas dakwaan pemberontakan. Chang dilakukan mati dengan selekasnya.

Pada tahun 2009, panel pemerintah temukan bukti jika 438 masyarakat sipil, terhitung Chang, sudah diberi hukuman dengan tidak adil serta dilakukan mati atas dakwaan bekerjasama dengan tentara pemberontak.

Masalah historis sering jadi permasalahan yang menyebabkan pembicaraan seru di Korsel, yang umumnya ada dari pergolakan Perang Korea dimana politik waktu itu benar-benar terbelah di antara saluran kanan serta saluran kiri.

Putri Chang ajukan permintaan sidang ulang tahun 2013, yang pada akhirnya dipenuhi oleh Mahkamah Agung pada Maret 2019. Pengadilan Distrik Gwangju cabang Suncheon mengatakan Chang tidak bersalah dalam sidang pada Senin (20/1) waktu ditempat.

Pengadilan mengatakan jika tindak kejahatan yang dijeratkan pada Chang tahun 1948 tidak dapat dibuktikan.

Baca Juga : Politeknik Negeri Bandung

"Jadi anggota peradilan, saya ingin menegaskan jika eksekusi dari keputusan pengadilan itu dikerjakan oleh kemampuan ilegal pemerintah serta saya mengemukakan keinginan maaf dengan dalam," tegas hakim Kim Jung-ah yang pimpin sidang lagi masalah ini.

Putri Chang menyongsong baik keputusan pengadilan. "Saya suka jika kematian ayah saya yang tidak semestinya, sudah dapat dibuktikan," sebut putri Chang yang namanya Chang Kyung-ja.

Mahfud soal 5 WNI Disandera Lagi

Lima Masyarakat Negara Indonesia (WNI) kembali jadi diculik di perairan Tambisan Tungku Lahad Datu, N Sabah, Malaysia. Menko Polhukam Mahfud MD menyebutkan barisan Abu Sayyaf dalang dibalik penculikan ini. 



"Ya malah penculiknya sama (Abu Sayyaf)," kata Mahfud di kantornya Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (20/1/2020). 

Mahfud menjelaskan sekarang faksinya tengah berdiskusi dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berkaitan dengan penculikan itu. Menurutnya, momen penculikan itu adalah permasalahan keamanan di daerah laut negara lain. 

Baca Juga : Biaya Kuliah UNSIKA

"Saya akan diskusi dahulu dengan Bu Menlu ya. Memang apa namanya kita sukses melepaskan mendadak 5 diambil kan ini permasalahan keamanan di laut, serta lautnya kan bukan laut Indonesia. Ya kelak lah," katanya. 

Ia juga bingung dengan kembali diculiknya beberapa nelayan Indonesia. Mahfud menjelaskan tengah cari solusi-solusi supaya insiden itu tidak terulang kembali. 

"Itu salah satunya pertimbangan (tidak berlabuh disana), banyak lah pemikirannya. Itu kan aneh baru bebas 3 diambil 5 . Terus kapan kita kalah dengan perompak begitu," kata Mahfud. 

Lalu apa masalah penting dalam penuntasan masalah penculikan serta penyanderaan WNI itu? 

"Masalah intinya sebab Abu Sayyaf tidak mati-mati," katanya. 

Didapati, masyarakat negara Indonesia (WNI) kembali disandera di daerah negara tetangga. Paling baru, ada lima WNI diculik di perairan Malaysia. 

Penculikan berlangsung pada Kamis (16/1) seputar jam 20.00 waktu ditempat. Di luar lima WNI yang diculik, ada tiga WNI yang dilepaskan beberapa aktor. 

Momen berawal waktu delapan WNI ini tangkap ikan memakai kapal berbendera Malaysia. Kapal kayu yang punya izin bernomor SSK 00543/F itu tercatat atas nama majikan di Sandakan. 

Baca Juga : Universitas Singaperbangsa Karawang

Kejadian penculikan itu diterima aparat kepolisian maritim Lahad Datu pada Jumat (17/1) pada jam 13.17 waktu ditempat. Aparat kepolisian negara itu lantas lakukan pelacak. Petugas lantas lihat kapal bergerak dari arah Filipina masuk perairan Malaysia. 

Kehadiran kapal itu terlihat radar Pos ATM Tambisan pada Jumat seputar jam 21.10 waktu ditempat. Aparat kepolisian maritim Lahad Datu meredam kapal itu sekalian lakukan pemeriksaan. 

Di dalamnya diketemukan tiga crew yang semua WNI. Mereka yaitu Abdul Latif (37), Daeng Akbal (20), serta Pian bin Janiru (36). Sesaat lima partnernya yang diculik yaitu Arsyad bin Dahlan (42) sebagai juragan, Arizal Kastamiran (29), La Baa (32), Riswanto bin Hayono (27), serta Edi bin Lawalopo (53).

Negosiator Berpengalaman Malah Disiksa Hizbullah

Pas 33 waktu lalu, Utusan Spesial Uskup Agung Gereja Anglikan Terence Hardy "Terry" Waite yang ditugaskan mengulas proses pembebasan beberapa sandera di Beirut, Lebanon terhitung John McCarthy, jurnalis United Press International Television News. Tetapi, Terry Waite justru turut disandera.

McCarthy diculik waktu meliput perang saudara yang menempa Lebanon pada 1968. Ini adalah penempatan pertamanya ke luar negeri. Di hari paling akhir di Beirut, mobil yang ditumpangi McCarthy ke lapangan terbang dihadang. Seperti satu film, satu orang bersenjata komplet dari barisan Hizbullah menariknya dari dalam mobil.



Satu minggu sebelum penculikan McCarthy, barisan bersenjata ini menyandera Brian Keenan, seorang masyarakat negara Irlandia yang mengajar bahasa Inggris di American University di Beirut. Sesudah semasing diletakkan dalam sel isolasi, keduanya diletakkan dalam ruangan tahanan yang sama.

Mereka terhitung antara 15 orang asing, terhitung sembilan orang Amerika Serikat yang disandera di Lebanon. Sandera yang paling lama ditahan ialah Terry Anderson, kepala koresponden Timur Tengah untuk The Associated Press. Anderson diculik pada 16 Maret 1985.

Baca Juga : Biaya Kuliah POLINDRA

Penculikan atas McCarthy memunculkan keseruan di tanah Inggris. Kekasihnya, Jill Morell, membuat kampanye Friends of John McCarthy. Ini membuat beberapa faksi berinisiatif menolong pembebasan McCarthy terhitung Gereja Anglikan yang selanjutnya mengutus Terry Waite.

Waite bukan orang baru dalam hal negosiasi sandera di daerah-daerah perselisihan. Sisa tentara ini pada 1981 pernah menjumpai pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini untuk membicarakan pembebasan Iraj Kalimi Mottahedeh, seorang imam Gereja Anglikan di Esfahan, Iran serta beberapa rohaniwan yang lain.

Sikap ceria serta kekuatannya berkomunikasi dengan simpatik membuat operasi pembebasan itu sukses. Anak polisi ini terjebak dalam pembebasan empat masyarakat negara Inggris di Libya pada 1984. Waite serta dapat berjumpa langsung dengan pemimpin Libia, Muammar Khadafi berkaitan usaha pembebasan itu.
Ingin Lepaskan Sandera, Negosiator Memiliki pengalaman Justru Disiksa Hizbullah

Ia menjelaskan ada banyak "kunci" untuk membicarakan pembebasan sandera yaitu membuat rekanan personal, dengarkan pemikiran faksi lain, serta akal sehat. "Saya tidak maafkan penyanderaan serta saya tidak maafkan terorisme. Tapi ada fakta kenapa orang lakukan beberapa hal ini serta saya fikir kita harus coba memahaminya," tuturnya seperti yang diambil Associated Press.

Kelihatannya peruntungannya beralih waktu melepaskan McCarthy. Media massa Beirut, As-Safir seperti yang diambil Associated Press menyebutkan Waite diantar oleh pengawalnya ke tempat rahasia di lokasi America University, Beirut pada 20 Januari. Ia lantas masuk ke satu apartemen. Selanjutnya keluar untuk minta pengawalnya kembali pada hotel tanpa ada dianya.

Setelah itu kehadiran Waite tidak didapati. Ia selanjutnya didapati diculik barisan yang berafiliasi dengan Hizbullah. Penculiknya yakini Waite kerja untuk tubuh intelijen AS, CIA. Ini berkaitan keterkaitan Waite dalam pembebasan dua orang AS yang disandera di Iran.

Baca Juga : Politeknik Negeri Indramayu

Sepanjang dalam waktu tahanan, Telegraph menyebutkan Waite diperlakukan tambah lebih jelek dibanding beberapa sandera yang ia coba untuk lepaskan. Dalam tahun pertama, tiap hari ia alami penyiksaan. Hampir semua harinya selama saat penyanderaan itu dihabiskan di sel isolasi.

"Saya tidak ingat (saat itu) menangis," katanya pada Telegraph sekalian merenung. "Tidak, saya tidak ingat itu. Tetapi, saya ingat benar-benar susah." Waite dibebaskan 18 November 1991 sesudah 1.763 hari dalam waktu tahanan. Beberapa waktu selanjutnya ia kembali pada Beirut berjumpa dengan pejabat Hizbullah, Ammar Moussawi untuk kembali kenang momen penculikannya.

"Waktu dulu ialah waktu dulu," tutur Waite pada Moussawi seperti yang diambil BBC. "Saya yakin jika rekonsiliasi di antara barisan yang semakin besar, barisan politik, harus diawali di sini dengan rekonsiliasi pribadi kita sendiri."