Sunday, February 17, 2019

RI-Inggris Garap Riset Kebencanaan Senilai Rp31 Miliar

Kemenristekdikti serta Inggris meluncurkan kerja sama penelitian di bagian kebencanaan. Penelitian di bagian hidrometrologi ini berharga Rp31 miliar.

Menteri Penelitian Tehnologi serta Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir menjelaskan, Kemenristekdikti membuat kerja sama juga dengan Departemen Usaha, Daya serta Taktik Industri Inggris lewat Newton Fund untuk mendanai riset terunggul dalam bagian hidrometeorologi (riset mengenai hujan deras serta efeknya).

Baca juga : Akreditasi Prodi UPI

"Tiga riset terunggul di bagian kebencanaan hidrometeorologi memperoleh Rp31 miliar untuk permodalan penelitian dalam periode waktu 3 tahun. Satu periset Indonesia akan bekerjasama dengan satu periset Inggris untuk lakukan riset kebencanaan," tuturnya waktu Peluncuran Kerja Sama Penelitian Kebencanaan Indonesia–Inggris lewat Program Newton Fund di kantor Kemenristekdikti.

Tiga penelitian yang akan didanai itu ialah Mitigating hydro meteorological hazard impacts through transboundary river management in the Ciliwung River basin yang akan di teliti oleh Harkunti Rahayu (ITB) serta Richard Haigh (University of Huddersfield). Penelitian ini diperuntukkan untuk tingkatkan pengendalian tubuh sungai Ciliwung serta kepedulian penduduk pada intimidasi banjir.

Ke-2, Java Flood One, yang di teliti oleh Agus Mochamad Ramdhan (ITB) serta Simon Mathias (Durham University). Hasil penelitian ini akan tingkatkan perkiraan banjir periode menengah di sejumlah pusat kota pulau Jawa, termasuk juga Jakarta, Bandung serta Surakarta.

Ke-3, Extreme rainfall and its effects on flood risk in Indonesia, yang di teliti oleh Suroso (Kampus Jenderal Soedirman) serta Chris Kilsby (Newcastle University). Penelitian ini diperuntukkan untuk mengidentifikasi pemicu penting banjir di Indonesia serta strategi-strategi penting yang bisa memitigasi resiko musibah.

Nasir menuturkan, tidak hanya dengan Inggris Kemenristekdikti serta periset Indonesia pun sudah menginisiasi kerja sama penelitian kebencanaan gempa bumi, tsunami, asap, serta musibah alam yang lain dengan negara lainnya seperti Jepang, Amerika Serikat, Perancis serta negara yang lain.

Jumlahnya riset ini dipandang terpenting karena Indonesia adalah salah satunya negara yang cukuplah seringkali dirundung musibah alam. Berdasar pada data Tubuh Nasional Penanggulangan Musibah (BNPB) selama tahun 2018, berlangsung lebih dari 2.564 musibah alam di Indonesia. Musibah alam ini tidak cuma menyebabkan kerugian materil akan tetapi pun memunculkan korban jiwa.

"Oleh karenanya Pemerintah jadikan riset di bagian kebencanaan menjadi salah satunya program penting, menjadi usaha memetakan, mencari jalan keluar serta menahan jatuhnya korban karena musibah alam yang berlangsung," tuturnya.

Dubes Inggris Moazzam Malik mengharap lewat pola kerja sama ini periset Indonesia serta periset Inggris bisa membuahkan riset yang berefek besar pada penanggulangan musibah banjir.

"Musibah banjir serta longsor tidak cuma meneror kelangsungan hidup penduduk, akan tetapi pun perubahan ekonomi Indonesia. Ilmuwan terunggul Inggris serta Indonesia akan bekerja bersama sama-sama belajar supaya bisa membuat satu pergantian besar dan memberikan inspirasi generasi ilmuwan muda selanjutnya," katanya.

Moazzam pun mengemukakan Inggris bangga bisa bekerjasama dengan Indonesia dalam meningkatkan riset serta pengembangan berkaitan kebencanaan.

Baca juga : Akreditasi Prodi UI

"Bagian sains serta penelitian Inggris tempati tempat ke-2 dunia, 54 persen hasil penelitiannya masuk ke kelompok terunggul dunia. Hasil penelitian Inggris diambil semakin banyak, jika dibanding dengan hasil penelitian negara yang lain. 38 persen peraih Nobel pilih untuk bersekolah di Inggris. Saya bangga kami dapat berpartner dengan ilmuwan di Indonesia dan berperan bangun Indonesia yang lebih aman, lebih makmur serta lebih unggul,” katanya.

Dirjen Penguatan Penelitian serta Peningkatan Kemenristekdikti Muhammad Dimyati mengatakan, Kemenristekdikti buka peluang kerjasama dengan negara lainnya dalam bagian penelitian saat memberi dukungan Prioritas Penelitian Nasional 2020 - 2024 berdasar pada Perpres No 38/2018 mengenai Gagasan Induk Penelitian Nasional Tahun 2017-2045.

Ia mengharap, ke-3 penelitian yang diambil ini akan bangun kekayaan ilmu dan pengetahuan bagian kebencanaan. Di mana persiapan pada intimidasi musibah di Indonesia bisa lahir serta berkembang dari penelitian-penelitian ini.

Ia menuturkan, proses penentuan tiga riset yang didanai dikerjakan dengan proses yang terbuka, transparan, serta bersaing. 23 proposal yang masuk dipandang oleh reviewer dari Indonesia serta Inggris, 10 proposal yang lolos didiskusikan pada panel meeting bulan Agustus 2018, hingga kemudian ditetapkan bersama dengan tiga proposal yang didanai dengan keseluruhan dana Rp31 miliar rupiah saat tiga tahun.

No comments:

Post a Comment