Sunday, November 17, 2019

Menabunglah Sejak Masih Jomblo

Menikah jadi salah satunya babak kehidupan pada manusia yang dinantikan. Demikian istimewanya, sampai ada calon pengantin yang ikhlas merogoh kocek banyak untuk wujudkan pernikahan idamannya.

Sebetulnya tidak ada kelirunya bila memang kamu terhitung yang ikhlas keluarkan uang lebih untuk pesta pernikahan. Seandainya uang itu ialah uangmu sendiri bukan hasil ngutang. Tetapi yang sekarang sering berlangsung calon pengantin tidak punyai uang banyak tetapi mempunyai banyak kemauan untuk pesta pernikahannya. Hingga yang pada akhirnya sangat terpaksa jadi pilihan ialah berutang.



Bagaimana supaya tidak jadi pengantin yang ngutang? Perencana keuangan Bareyn Mochaddin menjelaskan dalam mempersiapkan ongkos pernikahan ada dua kelompok orang. Pertama orang yang sudah mengetahui kapan ia akan menikah serta ke-2, belum mengetahui benar-benar kapan atau justru dengan siapa akan menikah.

Baca Juga : Biaya Kuliah UIN SGD

"Yang ingin menikah juga terdiri dua , Pertama yang sudah mengetahui waktunya kapan, jadi waktunya terarah. Lalu ke-2, yang ingin menikah telah punyai pasangannya tapi belum mengetahui ingin menikahnya kapan, itu ialah saat berencana uang pernikahan," kata Bareyn waktu didapati Wolipop di Pacific Place, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2019).

Waktu sudah tahu kapan waktu pernikahan, dalam membuat gagasan keuangan untuk pesta atau resepsi perlu untuk diketahui beberapa hal yang lain. Contohnya akan mengadakan pernikahan yang seperti apa, dimana tempat pernikahannya, serta bagaimana idenya dan berapakah anggaran yang ingin disediakan.

"Sebab harga akan berlainan. Tahun ini dengan beberapa waktu yang akan datang. Ia harus sampai nilai yang akan dicapai sesuai apa yang diperkirakan," jelas Bareyn.

Menurut Bareyn menabung untuk menikah idelnya diawali semenjak satu orang masih single alias jomblo. Sebab pada intinya kata CEO dari Rizkanna Financial Rencana tiap orang sudah mengetahui tingkatan babak kehidupannya.

"Jika pada umumnya itu kan sekolah, kuliah, kerja serta menikah. Sebetulnya babak saat ia lulus kuliah serta bisa pekerjaan pertama, ialah waktu untuk memastikan arah hidupnya ia," jelas Bareyn.

Yang berlangsung pada anak jaman saat ini atau generasi milenial, sesudah lulus kuliah mereka belum pikirkan babak hidup seterusnya. Akhirnya sesudah memperoleh pekerjaan, uang yang didapatkan umumnya dikeluarkan untuk berlibur atau belanja.

"Berlibur sebetulnya bukan hal yang dilarang. Tetapi terkadang berlibur ini orang jor-joran menghabisin uangnya bikin berlibur. Sedang satu orang itu umumnya 2-4 tahun sesudah kerja akan menikah. Serta jika telah temukan pasangan yang cocok kelak kan pusing harus cari duitnya. Saat bingung ongkos untuk pernikahan kembali lagi harus mengutang," papar Bareyn.

Karena itu Bareyn mengutamakan utamanya satu orang tahu arah hidupnya serta mengendalikan keuangannya. "Misalnya: oke saya ingin berlibur dahulu tiap tahun, oke tahun selanjutnya ingin menikah, harus ada perencanaannya seperti apa. Dengan semacam itu ia akan menyisihkan uangnya sebab harus ada yang disiapkan," katanya.

Baca Juga : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Mengirit atau berencana keuangan untuk menikah semenjak masih jomblo, kata perencana keuangan berumur 29 tahun itu berlaku untuk pria serta wanita. Terutamanya untuk wanita, sebab budaya di Indonesia ongkos pesta pernikahan atau resepsi dijamin semakin besar faksi keluarga mempelai wanita.

"Porsinya kan jika di budaya Indonesia umumnya dijamin oleh keluarga wanita khususnya orang-tua yang punyai anak wanita telah punyai beberapa dana untuk dipakai jadi dana pernikahan. Terkecuali orangtuanya tidak dapat. Si wanita harus menabung untuk meningkatkan ongkos pernikahan," katanya.

Serta untuk pria, menabung untuk pernikahan butuh dikerjakan semenjak masih jomblo sebab mereka nanti harus memberi mahar. Bekal untuk awal berumah tangga termasuk juga yang butuh disiapkan calon pengantin.

No comments:

Post a Comment