Monday, May 20, 2019

Kebencian dan Radikalisme Berbasis Agama Jadi Perhatian Negara-negara ASEAN

Ramainya beberapa ajaran kedengkian serta radikalisme yang didasarkan pada agama, etnisitas serta jati diri grup jadi keprihatinan beberapa negara ASEAN. Mereka setuju untuk memberi perhatian serta menemukan jalan keluar bersamanya.

Ketua ASEAN SOMY (Senior Official Meeting on Youth), Asrorun Niam Sholeh menerangkan warga ASEAN mempunyai prinsip untuk mempromokan budaya yang menggerakkan moderasi.

Baca juga : Jurusan di STKS

Di samping permasalahan radikalisme, permasalahan yang disoroti ialah mengenai cyber bullying yang telah pada skala membahayakan kohesi sosial. mengenai permasalahan narkotika serta zat adiktif yang membahayakan generasi muda.

"Satu diantara jalan keluar yang disetujui ialah mempromokan nilai moderasi serta membuat literasi di beberapa bagian serta segi kehidupan sosial kemasyarakatan, dan menahan merajalelanya hoax, penghinaan berbasiskan siber (cyber bullying), serta radikalisme. Di samping langkah mencegah, komunitas mengemukakan pentingnya ambil langkah pengusutan," tegas Deputi kepemudaan Kemenpora ini dalam pengakuan tertulisnya, Sabtu (19/5/2019).

Komunitas itu memandang utamanya konsentrasi kampanye mempromokan literasi alat untuk memerangi fakenews. Untuk membuat serasi serta moderasi di kelompok golongan muda, Indonesia mengemukakan akan melakukan pertemuan pemuda antar agama lewat Asean Interfaith Youth Camp.

"Kemenpora siap pimpin pekerjaan dialog pemuda antaragama untuk tingkatkan kesepakatan serta menimalkan kecurigaaan dan ketegangan sebab ketidaksamaan agama. Insya Allah dikerjakan di Mataram Juni akan datang," sebut Niam.

Pertemuan Working Grup on Culture of Prevention ini dikerjakan untuk ke-2 kali jadi satu diantara usaha untuk wujudkan warga ASEAN yang damai, inklusif, kuat, sehat, serta serasi.

Baca juga : Jurusan di STMI

Dalam komunitas ASEAN Summit pada 2017 yang lalu, beberapa pemimpinan negara ASEAN mengambil ASEAN Declaration of the Culture of Prevention (CoP) for a Peaceful, Inclusive, Resilient, Healthy, and Harmonious Society. Deklarasi ini mengutamakan pada ide pemegang kebijaksanaan serta pendekatan partisipatif dalam usaha jaga perdamaian serta kestabilan di ASEAN.

Ada dalam pertemuan ini delegasi dari semua anggota ASEAN ditambah beberapa chairman di lingkungan ASEAN, seperti SOMY, SOM-ED, SOMS, ACDM, ASOEN, COM, serta COCI. Delegasi dari Indonesia datang dari Kemenlu yang di pimpin Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN Riaz Saehu, Kemenpora yang didatangi oleh Deputi Peningkatan Pemuda Asrorun Niam Sholeh jadi Ketua ASEAN SOMY dan Kemendikbud yang didatangi Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid jadi Ketua ASEAN COCI (Committe on Culture and Information).

No comments:

Post a Comment