Wednesday, March 7, 2018

Lion Air Group Danai Penelitian Low Level Windshear

 Lion Air Group merangkul Tubuh Meteorologi Klimatologi serta Geofisika, Komisi Nasional Keselamatan Transportasi, serta Kampus Diponegoro untuk membahas, mempelajari, serta meningkatkan system info peringatan awal low level Windshear di bandara dan untuk hasilkan prototipe Low Level Windshear dengan nilai Rp500 juta.

Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait menyebutkan riset ini juga akan memakai data penerbangan di Bandara Ahmad Yani, Semarang. Hasil riset akan diperkembang ke beragam bandara untuk digunakan oleh penerbangan nasional.

Baca juga: Biaya Kuliah UNS - Pendaftaran UNS

" Saya percaya apa yang dikerjakan ini juga akan tingkatkan keselamatan penerbangan nasional, dipandu oleh BMKG serta KNKT, " katanya lewat tayangan pers Kamis (20/7/2017).

Nanti, hasil dari riset semuanya pihak bisa peroleh akses serta memakai pertukaran data serta info, serta peringatan awal low level windshear yang juga akan dibuat.

Edward menyebutkan Lion Air Group terpanggil untuk membuat kerja sama, karna perkembangan transportasi udara nasional begitu tinggi. Riset perubahan arah angin di level bawah mesti selekasnya dikerjakan, angka kecelakaan pesawat di Indonesia telah berbanding terbalik dengan internasional. Kecelakaan pesawat di Indonesia malah naik, sedang internasional turun.

Lion Air Group juga menjalankan lebih dari 200 pesawat, oleh empat maskapai. Keadaan alam tidak menanggung keselamatan, karna seringkali beralih. Tehnologi penerbangan berkembang, tapi tidak dengan penilaian momen alam di sekitaran bandara.

" Beberapa hal yang dapat diperkembang dari alam, untuk tingkatkan keselamatan penerbangan, " kata Edward.

Ketua BMKG Andi Eka Sakya mengapresiasi Lion Air Group. Dalam kerja sama ini BMKG sediakan data serta atau info berkaitan Low Level Windshear. Termasuk juga analisis hasil penilaian udara atas, manfaat aktivitas riset serta pengembangan system info peringatan awal Low Level Windshear.

Sekarang ini, Indonesia masih tetap seringkali berlangsung perubahan arah angin dengan mendadak terutama pada musim pancaroba. Momen low level windshear umumnya berlangsung waktu pesawat mendarat atau terlepas landas. Umumnya berlangsung di bandara-bandara yang terdapat di pesisir pantai. Tetapi dapat berlangsung di bandara dengan susunan pembangunan yg tidak cermati gerakan arah angin.

" Kami animo Lion Air Group yang bergerak lebih cepat, lihat keadaan begini. Tidak banyak perusahaan yang ingin masuk ke dunia riset, " katanya.

BMKG dengan International Civil Aviation Organization (ICAO) tengah buat program navigasi udara global untuk 2028. Semuanya negara mesti mengaplikasikan program itu, dengan memakai data meteorologi dengan komputerisasi. " Saat ini pengiriman data lewat komputasi, dengan resolusi tinggi. "

Pengiriman data meteorologi juga akan difasilitasi pada pilot lewat air traffic controller (ATC), untuk pilot memutuskan lebih awas waktu temukan keadaan alam yang membahayakan penerbangan. Penelilian ini meliputi pemrosesan data beberapa kondisi alam di bandara.

" Ini landasan kita sediakan menuju 2028, tidak dapat segera diaplikasikan, mesti diintergasikan, " kata Andi Eka.

Kesepakatan kerja sama ini juga akan jadi jalur untuk temuan baru. Dia mengharapkan dapat jadi catatan agenda internasional, karna juga akan berperan kurangi resiko kecelakaan di penerbangan Indonesia.


Baca juga: Biaya Kuliah UNSOED - Pendaftaran UNSOED

Ketua KNKT Suryanto Cahyono menyebutkan, sampai kini petugas ATC sangsi memberitahukan perubahan arah angin yang berlangsung di bandara. Karna tidak bisa terbaca terang oleh radar udara. " Masalah sampai kini yaitu problem cuaca. Di Indonesia sangatlah rawan. "

KNKT dengan spesial berkomunikasi dengan Lion Air Group untuk menolong riset keselamatan penerbangan nasional.

Wakil Rektor IV Kampus Diponegoro Ambariyanto mengakui siap menolong pemerintah lakukan riset level bawah perubahan arah angin atau Low Level Windshear. Mengenai dana penelitian dianggarkan sekitaran Rp36 miliar. " Tiap-tiap tahun dana penelitian kami naik, tahun depan sekitaran Rp60 miliar. ”

No comments:

Post a Comment