Monday, January 20, 2020

Mahfud soal 5 WNI Disandera Lagi

Lima Masyarakat Negara Indonesia (WNI) kembali jadi diculik di perairan Tambisan Tungku Lahad Datu, N Sabah, Malaysia. Menko Polhukam Mahfud MD menyebutkan barisan Abu Sayyaf dalang dibalik penculikan ini. 



"Ya malah penculiknya sama (Abu Sayyaf)," kata Mahfud di kantornya Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (20/1/2020). 

Mahfud menjelaskan sekarang faksinya tengah berdiskusi dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berkaitan dengan penculikan itu. Menurutnya, momen penculikan itu adalah permasalahan keamanan di daerah laut negara lain. 

Baca Juga : Biaya Kuliah UNSIKA

"Saya akan diskusi dahulu dengan Bu Menlu ya. Memang apa namanya kita sukses melepaskan mendadak 5 diambil kan ini permasalahan keamanan di laut, serta lautnya kan bukan laut Indonesia. Ya kelak lah," katanya. 

Ia juga bingung dengan kembali diculiknya beberapa nelayan Indonesia. Mahfud menjelaskan tengah cari solusi-solusi supaya insiden itu tidak terulang kembali. 

"Itu salah satunya pertimbangan (tidak berlabuh disana), banyak lah pemikirannya. Itu kan aneh baru bebas 3 diambil 5 . Terus kapan kita kalah dengan perompak begitu," kata Mahfud. 

Lalu apa masalah penting dalam penuntasan masalah penculikan serta penyanderaan WNI itu? 

"Masalah intinya sebab Abu Sayyaf tidak mati-mati," katanya. 

Didapati, masyarakat negara Indonesia (WNI) kembali disandera di daerah negara tetangga. Paling baru, ada lima WNI diculik di perairan Malaysia. 

Penculikan berlangsung pada Kamis (16/1) seputar jam 20.00 waktu ditempat. Di luar lima WNI yang diculik, ada tiga WNI yang dilepaskan beberapa aktor. 

Momen berawal waktu delapan WNI ini tangkap ikan memakai kapal berbendera Malaysia. Kapal kayu yang punya izin bernomor SSK 00543/F itu tercatat atas nama majikan di Sandakan. 

Baca Juga : Universitas Singaperbangsa Karawang

Kejadian penculikan itu diterima aparat kepolisian maritim Lahad Datu pada Jumat (17/1) pada jam 13.17 waktu ditempat. Aparat kepolisian negara itu lantas lakukan pelacak. Petugas lantas lihat kapal bergerak dari arah Filipina masuk perairan Malaysia. 

Kehadiran kapal itu terlihat radar Pos ATM Tambisan pada Jumat seputar jam 21.10 waktu ditempat. Aparat kepolisian maritim Lahad Datu meredam kapal itu sekalian lakukan pemeriksaan. 

Di dalamnya diketemukan tiga crew yang semua WNI. Mereka yaitu Abdul Latif (37), Daeng Akbal (20), serta Pian bin Janiru (36). Sesaat lima partnernya yang diculik yaitu Arsyad bin Dahlan (42) sebagai juragan, Arizal Kastamiran (29), La Baa (32), Riswanto bin Hayono (27), serta Edi bin Lawalopo (53).

No comments:

Post a Comment