PEGGY Whitson jadi astronot sangat sukses dalam riwayat Amerika Serikat (AS) sesudah pecahkan rekor tinggal saat 665 hari (kumulatif) di luar angkasa.
Angka ini tembus rekor astronot NASA yang lain serta rekor untuk astronot wanita dalam dunia. Semua berawal dari Peggy kecil yang lihat Neil Armstrong di tv. Astronot berumur 58 tahun ini pula sudah lakukan semakin banyak spacewalk di banding astronot wanita yang lain serta bertualang di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 10 peluang dengan keseluruhan 60 jam 21 menit. Saat perjalanan terakhir kalinya ke ISS, ia jadi astronot wanita paling tua yang sampai orbit. Selain itu, ia jadi wanita sekaligus juga sipil pertama yang diangkat menjadi Kepala Korps Astronot NASA. Ia menggenggam tempat ini semenjak 2009- 2012.
Baca juga : Jurusan di ISI SURAKARTA
Ia ikut sudah memberi beberapa ratus eksperimen ilmiah saat masih tetap aktif kerja. Atas kerja kerasnya ini, tahun ini Peggy terdaftar masuk rincian 100 Orang Sangat Punya pengaruh vs TIME . Diluar itu, ia masuk rincian 25 Wanita Pengubah Dunia vs People . Menurut rekanan sama-sama astronot, Peggy diketahui menjadi pribadi pekerja keras serta berkeinginan keras. Ia tidak mempunyai batasan dalam kehidupan, penuh gairah, serta tidak kenal takut. Walau sebenarnya, awal mulanya tidak ada yang menyangka jika Peggy hanya remaja asal peternakan Iowa, persisnya lima dekade kemarin. Menjadi seseorang anak berumur 9 tahun pada 1969, ia melihat astronot pertama, Neil Armstrong, yang berjalan di bulan.
Hal itu jadi masa lalu yang tidak sempat terlewatkan olehnya. “Kami mesti tidur lebih awal, tapi dibangunkan untuk melihat Neil Armstrong di luar angkasa. Saya berfikir, itu pekerjaan yang bagus,” katanya pada MAKERS , seri video daring. Mulai sejak itu, Peggy terpikat serta langsung mengukuhkan arah hidupnya menjadi astronot. “Itu suatu yang sesuai kenyataan serta bisa diraih. Jadi, dari mimpi menjadi arah hidup saya,” katanya, diambil The Week . Untungnya, Peggy dikelilingi lingkungan yang begitu memberi dukungan. Ibunya memberi dukungan apapun yang ingin dikerjakannya.
“Saya mempunyai ibu hebat yang menggerakkan saya lakukan apapun yang saya kehendaki. Saya menjelaskan suatu mengenai jadi pilot maskapai penerbangan serta saudara wanita saya berkata, ‘Kamu tidak dapat jadi pilot maskapai penerbangan. Kamu cuma dapat jadi pramugari.’ Tapi, ibuku berkata, ‘Tidak, itu tidak benar. Kamu dapat jadi apapun yang kamu inginkan’,” papar Peggy. Tidak hanya mujur mempunyai ibu yang memberi dukungan penuh, ia ikut mempunyai guru SMA yang selalu menggerakkan minatnya pada sains.
Ia juga kerja keras meriah mimpinya.Ia pelajari biologi serta kimia di perguruan tinggi, lantas memperoleh titel doktor dalam biokimia dari Rice University pada 1985, lalu masuk dengan NASA pada 1989. Ia kerja menjadi periset National Research Council, Johnson Ruang Center NASA di Houston. Peggy sudah sempat isi beberapa pos ilmiah di agensi itu saat dekade selanjutnya, termasuk juga jadi ilmuwan project untuk Program Shuttle-Mir serta bersama dengan Grup Kerja Misi Sains (Mission Science Working Grup) Rusia-AS.
Lantas, pada 1996 ia diambil untuk Korps Astronot pada 1996. Pada 2002, ia pertama-tama ke luar angkasa mengakhiri dua tour saat enam bulan di stasiun luar angkasa. Lalu pada 2008, Peggy diangkat jadi komandan stasiun.
Wanita kelahiran Iowa, 9 Februari 1960, ini sudah menerbangkan tiga misi di Stasiun Luar Angkasa Internasional, yaitu Ekspedisi 5 pada 2002, Ekspedisi 16 pada 2008, serta diangkat jadi komandan wanita pertama yang mengorbit. Lantas, pekerjaannya diperpanjang dari November 2016-September 2017, yang membentang sampai Ekspedisi 50, 51, serta 52. Di Ekspedisi 51, ia jadi wanita pertama yang pimpin misi ISS sekitar 2x.
Pensiun dengan Cemerlang
Peggy akan memutuskan pensiun dari NASA pada Juni kemarin. Mengenai perjalanan terakhir kalinya ke luar angkasa ialah menjadi komandan misi saat 9,5 bulan pada 2016-2017. Ia ingat, saat itu ada 18.000 aplikasi pelamar untuk 12 tempat ke luar angkasa.
Baca juga : Jurusan di POLMAN
“Peggy Whitson ialah bukti semangat Amerika. Keteguhan, kemampuan pikiran, ciri-ciri, serta dedikasinya pada sains, eksplorasi, serta penemuan adalah ide buat NASA serta Amerika,” papar Administrator NASA Jim Bridenstine dalam satu pengakuan.
“Dikutip USA Today, di Stasiun Luar Angkasa Internasional, ia lakukan beberapa ratus eksperimen dalam biologi, bioteknologi, pengetahuan fisik, serta pengetahuan bumi, menyongsong beberapa pesawat ruangan angkasa kargo yang mengirim banyak supply dan eksperimen riset serta mengamati enam ruangan angkasa untuk lakukan pemeliharaan serta penambahan ke stasiun. Di akhir karirnya, ia memberikan perspektif unik mengenai luar angkasa.
“Melihat bumi dari atas memberikan Anda makna yang begitu riil mengenai begitu rapuhnya planet kita. Kita mempunyai tanggung jawab global untuk mengurusnya. Ini hanya satu rumah yang kita punya selama ini,” katanya.
Ia menjelaskan, perihal yang sangat diingat seseorang astronot waktu ada di luar angkasa tidak hanya lihat ke bumi yaitu lihat ruangan angkasa yang begitu luas. “Membuat kita sadar, kita cuma satu galaksi dari miliaran. Anda memperoleh perasaan ruangan yang besar sekali, yang membuat kita seperti sepotong kecil sisi,” katanya.
No comments:
Post a Comment