Friday, August 17, 2018

Jadi Menteri, Rektor UGM Undip Lowong

Terpilihnya Pratikno menjadi menteri sekretaris negara (mensesneg) serta M Nasir menjadi menteri pendidikan tinggi, penelitian, serta tehnologi dalam kabinet Joko Widodo berefek pada kekosongan tempat rektor Kampus Gadjah Mada (UGM) serta Kampus Diponegoro (Undip).Ke-2 tokoh itu memang berlatar belakang menjadi rektor di perguruan tinggi negeri terkenal itu.

"Untuk UGM sampai sekarang ini belumlah terima surat pengunduran diri dari Pak Pratikno hingga status beliau sampai hari ini masih tetap menjadi rektor aktif UGM serta penentuan rektor baru yang ada dibawah kewenangan Majelis Wali Amanat (MWA) UGM baru dapat berproses bila surat pengunduran diri beliau sudah di terima," tutur Kepala Sisi Humas UGM Wijayanti di Yogyakarta tempo hari.

Menurutnya, penentuan rektor UGM yang baru kelak akan didasarkan pada Ketentuan MWA Nomer 4 Tahun 2014. Pada Masalah 72 ketentuan itu dinyatakan, bila rektor UGM tidak bisa melakukan pekerjaan atau mengundurkan diri, MWA dapat mengambil keputusan salah satunya wakil rektor yang tengah menjabat menjadi rektor baru.

Baca juga: Jurusan di POLINELA

"Proses penetapannya yang seperti apakah, kami juga belumlah tahu, apa akan berbentuk voting atau persetujuan bersamanya. Yang pasti, ketetapan akan diambil dalam sistem rapat MWA"” paparnya. Sekalian menanti surat pengunduran diri Pratikno sampai terpilihnya rektor baru, menurut Wiwit, beberapa wakil rektor tetap akan menggerakkan pekerjaan sama dengan bagian kewenangan semasing.

Selain itu, Rektor UGM Pratikno sebelum diumumkan jadi mensesneg menjelaskan, satu diantara wakil rektor UGM nanti bisa menjadi rektor menukar dianya bila ia dipilih jadi menteri. Proses itu telah jadi ketentuan dalam UGM.

"Penunjukan rektor nanti merupakan satu diantara wakil rektor yang ada sekarang ini. Kemudian baru rektor baru mencari orang baru untuk isi kursi wakil rektor yang kosong. Tetapi itu jika saya dipilih jadi menteri," katanya saat itu.

Mengenai Sekretaris Senat Undip Sunarso menyampaikan pergantian rektor dipilih M Nasir peluang dapat dilakukanmelaluipemilihanulangatau penunjukan dengan cara langsung. "Jika peluang semua dapat (dikerjakan). Tetapi itu semua kelak sesudah dikerjakan rapat senat. Ketentuannya bagaimana, undangundangnya yang cocok bagaimana, ya kelak sekalipun ditanyakan pada menteri yang baru ini (mengacu M Nasir)," jelasnya.

Sunarso mengatakan, kurun waktu dekat dianya akan mengonsultasikan hal tersebut pada kementerian serta senat."Minggu berikut kita targetkan dapat konsultasi dengan menteri. Kemudian baru konsultasi pada ketua senat," pungkasnya.

Ditunjuknya M Nasir untuk menolong presiden adalah hal unik sendiri di Undip. “Belum juga dilantik menjadi rektor, telah ditunjuk Presiden menjadi menteri. Tetapi kami bangga ada menteri yang dari Undip. Mudah-mudahan kelak dapat membawa nama baik Undip," tuturnya.

Baca juga: Jurusan di POLSRI

Di lain sisi, kelompok mahasiswa Undip sedih atas terpilihnya M Nasir menjadi Menteri Penelitian serta Pendidikan Tinggi pada Kabinet Kerja Jokowi-JK. Hal tersebut tersingkap saat Tubuh Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) Undip, BEM fakultas, serta mahasiswa antarfakultas mengadakan diskusi bersama dengan Sekretaris Senat Sunarso serta Pembantu Rektor III Undip Warsito di selasar Student Center, Universitas Undip Tembalang, tempo hari.

"Kami sedih saat beliau dipilih jadi rektor telah memberi harapan-harapan besar untuk peningkatan Undip ke depan. Di lain sisi memang benar ada perasaan bangga saat ada masyarakat Undip yang duduk di kementerian," tutur Presiden BEM KM Undip Taufik Aulia Karunia.

Dia mengatakan, mahasiswa demikian besar menyimpan keinginan pada kepemimpinan M Nasir yang sedianya dilantik jadi rektor pada 18 Desember yang akan datang. "Salah satunya ide beliau, mengenai nilai utama dari huruf Undip, yaitu Understanding, Nurturing, Developing, and Inspiring Peopel, itu begitu mengena. Dikit perasaan sedih ini tidak dapat dihindarkan. Tetapi akal sehat kami juga bicara jika tidak mungkin saja yang telah diangkat menjadi menteri kami paksa kembali," tuturnya.

No comments:

Post a Comment